Perkembangan Transmisi Otomatis Mobil (Mobil Matic)
#Matic #Otomotif #Mobil
Transmisi Otomatis Mobil (Mobil Matic) | Lagaknya, banyak orang lebih memilih mobil bertransmisi otomatis atau alias mobil matic. Perkembangan teknologi transmisi matic pun terus berkembang.
10 tahun lalu, banyak orang tidak tertarik dengan mobil matic. Selain harga yang lebih mahal daripada mobil manual, mobil matic dahulu masih dianggap belum mampu memberikan nilai ekonomis seperti halnya mobil manual.
Belum lagi performa matic yang masih jauh dari mumpuni.
Seiring perkembangan teknologi, mobil matic dapat menyaingi mobil manual, baik terkait bahan bakar maupun performa.
Mobil-mobil balap pun sudah banyak yang menngunakan transmisi otomatis yang dioperasikan melalui paddle shift.
Jika melongok ke belakang, transmisi otomatis sebenarnya sudah ada sejak 100 tahun lalu. Pada tahun 1904 di Boston, Amerika Serikat, Sturtevant bersaudara membuat proyek Horseless Carriage yang menggunakan transmisi otomatis dua percepatan. Kendaraan inilah yang disebut-sebut sebagai nenek moyangnya mobil matic.
Setelah itu, Ford mengembangkan transmisi otomatis pada mobil Ford model T. Selain masih membutuhkan tuas untuk perpindahan gigi, mobil ini masih memiliki kelamahan.
Diantaranya mobil tidak dapat berhenti saat gigi berada pada posisi maju. Mobil pun masih terasa melompat saat di starter (awal dihidupkan).
Baca juga : Cara Mengatasi Mobil Matic Mogok Di Jalan
Pada tahun 1930, Chrysler berhasil menciptakan mobil matic menggunakan kopling fluida. Bila dibandingkan dengan dengan transmisi otomatis sebelumnya, transmisi ini mampu menyalurkan tenaga lebih halus.
Pada saat berhenti, mesin mobil masih tetap hidup meski gigi persneling dalam keadaan masuk.
Meski sudah mengalami penyempurnaan dari transmisi otomatis sebelumnya, transmisi ini masih kurang efisien dalam mengalirkan tenaga. Akibatnya, performa kendaraan belum mampu memberikan kepuasan penggunanya.
Teknologi Otomotif CVT dan AMT
Setelah beberapa puluh tahun, ditemukannlah teknologi Continuous Variable Transmission (CVT). Pada transmisi jenis ini tidak ditemukan lagi roda gigi seperti halnya pada transmisi konvensional.
Sebagai penggantinya, digunakan dua buah pulley yang dihubungkan dengan sebuah sabuk baja. Rasio putaran pada pulley tersebut dipengaruhi oleh sebuah pompa hidraulik.
Mobil dengan transmisi CVT mampu memberikan perpindahan gigi yang halus karena tidak adanya perpindahan roda gigi. Selain terasa halus, putaran mesin pada kecepatan tinggi terbilang lebih rendah dibandingkan transmisi otomatis konvensional.
Meski perpindahan gigi pada CVT sudah halus, mobil yang menyematkan teknologi ini masih terbilang kurang lincah saat diajak berakselerasi. Untuk menyiasatinya, sejumlah mobil ternama melengkapinya dengan mode semi manual (tiptronic).
Banyak juga produsen otomotif yang mengembangkan teknologi CVT ini. Hingga muncullah teknologi otomotif terbaru yaitu Automated Manual Transmission (AMT).
Baca juga : Kenali Cara Kerja CVT Matic
Sistem transmisi AMT serupa dengan transmisi manuak, yaitu menggunakan gearbox dengan kopling kering. Perbedaannya, pada AMT cara kerja kopling dikendalikan oleh sebuah pompa elektronik.
Kalau di Indonesia sendiri, mobil Alfa Romeo 156 Selespeed yang pertama kali menggunakan teknologi AMT ini. Dan sekarang, AMT banyak digunakan pada mobil berjenis LCGC.
Contoh mobil yang menggunakan AMT adalah Suzuki Karimun WagonR AGS. Ini mobil LCGC pertama kali di Indonesia yang menggunakan AMT.
Kalau di Suzuki, teknologi Automated Manual Transmission (AMT) disebut dengan nama Automated Gear Shift (AGS). Nah itulah kenapa nama Suzuki Karimun WagonR ada nama AGS di belakangnya.
Comments
Post a Comment