Membuat Custom CDI Motor Sesuai Keinginan

#SkemaCDI #RangkaianCDI #MembuatCDI

Membuat Custom CDI Motor | Bagi yang mengalami CDI motor rusak, maka jangan khawatir. Anda bisa membuatnya sendiri. Cara membuat CDI motor cukup simpel. Anda juga bisa membuat settingan CDI sendiri.

Rangkaian CDI Motor
 

Biasaya, penyebab CDI rusak adalah karena kerusakan  pada pulser atau koil atau sirkuit CDI sendiri. Dan semua penyebab kerusakan itu harus di cek. Kalau modul CDI sudah rusak, maka perlu diganti.

Perlu diketahui, tegangan dari CDI ini untuk memicu koil dalam memercikan api pada busi motor. Pada beberapa modul CDI yang dijual dipasaran ada yang menggunakan metode polaritas terbalik dalam membangkitkan tegangan, dan dalam kasus ini modul CDI yang akan kita buat tidaklah cocok.

Pada gambar rangkaian elektronika CDI motor berikut ini merupakan rangkaian CDI yang custom. Dalam artian bisa digunakan untuk universal motor. Anda bisa membuat settingan sendiri dalam CDI ini untuk disesuaikan dengan jenis motor yang dipakai.

Penjelasan rangkaian elektronika custom CDI motor. Tegangan pulser spul api motor mengisi kapasitor C1 (dan C2) melalui dioda D1 dan mengalir menuju lilitan primer.

Sedangkan D2 seperti dijelaskan diatas digunakan untuk mengalirkan arus balik dari ignition coil setelah kapasitor kosong.

Dua resistor 1mW dirangkai seri pada kedua kaki kapasitor (C1) yang digunakan untuk mengosongkan kapasitor jika SCR tidak nonaktif.

Ini digunakan sebagai fitur keamanan yang mencegah kejutan listrik ketika anda menghubungkan kapasitor. Dibutuhkan sekitar 2 detik untuk pengosongan total kapasitar pada kapasitor hingga mencapai nilai aman.

Telah disediakan tempat penyimpanan 2 kapasitor (discharge), yaitu C1 dan C2. Kita biasa menggunakan dua kapasitor 0.47mF atau dua kapasitor 1mF.

Sebuah kapasitor dengan kapasitas tinggi akan menghasilkan energi percikan yang lebih baik dan lebih besar, asalkan pulser (spul api) mampu mengisi kapasitor dengan maksimal dalam waktu yang diperlukan.

Pulser memberikan sinyal untuk memicu SCR. Ketika tegangan positif mengalir dari pulser, maka asupan tegangan akan memicu gate SCR melalui resistor 51 Ohm dan dioda D5. Dioda D5 mencegah tegangan balik dari gate sedangkan resistor 51 Ohm membatasi tegangan yang mengalir ke gerbang agar mengalirkan nilai tegangan aman.

Sebuah resistor 1k Ohm berfungsi untuk menghubungkan gate ke ground (masa) hal ini untuk mencegah pemicu palsu, sedangkan kapasitor 100nF digunakan sebagai filter noise dan transien yang dapat menyebabkan SCR terpicu pada waktu yang salah.

Sebuah saklar (kill switch) digunakan untuk mematikan generator dengan cara mengalirkan arus ke ground sehingga motor berhenti beroperasi.

Dioda D4 ditambakan pada aliran tegangan utama dari Generator sehingga terhindar dari pengaruh tegangan negatif pada lilitan pembangkit hingga kurang dari 0,7 Volt.

Tanpa D4, anoda dari dioda D1 dapat terganggu tegangan -350 Volt dari fluktuasi negatif generator. Jika fluktuasi terjadi berarti dioda D1 dapat menerima tegangan lebih dari 700 Volt apabila kapasitor hanya mampu menerima beban +350 Volt.

Jika D1 memiliki kemampuan 1000 Volt, D4 digunakan untuk sebagai pengendali tegangan diatas maksimum yang bisa saja terjadi, sehingga tegangan yang mengalir ke dioda D1 akan stabil pada kisaran 350 Volt, hal ini berarti mengurangi kemungkinan kerusakan pada dioda.

Pemicu CDI motor pada rangkaian ini dapat melalui dua cara. Pemicunya sebagai berikut;

Layout PCB CDI Motor

Pertama, dengan ditambahkan sebuah kapasitor 10mF secara seri pada gate dari SCR. Kapasitor ini mencegah pemicu palsu karena ketidakseimbangan DC dari pulser yang mungkin saja kelebihan positif dari seharusnya karena sisa kemagnetan pada inti lilitan pembangkit.

Resistor 1k Ohm dipasang paralel pada kapasitor yang digunakan untuk mengosongkan muatan pada kapasitor yang bisa saja muatan sisa tersebut cukup tinggi hingga bisa memicu SCR.

Dioda D5 mencegah kapasitor 10mF dari pengisian polaritas terbalik yang datang ketika pulser menghasilkan tegangan negatif.

Kedua, ditambahkan sebuah Negative Temperature Coefficient (NTC) pada gate SCR. Thermistor (nama lain NTC) ini mengurangi resistansi secara bertahap sesuai dengan peningkatan suhu, ini digunakan untuk mengimbangi penurunan kebutuahn picuan pada SCR (baik tegangan dan arus) pada suhu yang lebih tinggi.

Secara efektif, thermistor NTC membagi tegangan dengan resistor 51 Ohm. Pada suhu 25 0C, thermistor adalah 500 Ohm sehingga melemahkan sinyal dari kumaparan pemicu hingga 91%.

Namun pada suhu 100 0C, nilai resistansi thermistor NTC mencapai 35 Ohm dan sinyal picu dibagi sebesar 41% dari nilai yang dihasilkan Pulser.

Pengelolan dalam tingkatan sinyal dilakukan untuk menyetel SCR dengan mengurangi tingkatan kebutuhan picu pada temperatur tinggi.

Ketika terjadi kenaikan suhu, sinyal akan lemah sebagai konsekwensinya, maka SCR dan pulser bekerja pada tegangan yang sama dalam rentang temperatur yang lebih luas. Tanpa thermistor, SCR akan mengalami perubahan waktu (timing) akibat perubahan suhu.

Rangkaian elektronika CDI motor tersebut, sudah di coba dan terbukti sukses. Ini merupakan CDI motor universal, dalam artian bisa diaplikan dalam motor apasaja. Yang terpenting, motor tersebut bukan menggunakan metode polaritas terbaik. 

mendapatkan settingan terbaik CDI dengan motor, bisa dilakukan dengan pengubahan beberapa nilai komponen elektronika dalam rangkaian CDI motor tersebut.

Comments

Popular posts from this blog

Servis Rutin Berkala Cek Kondisi Motor Bikin Rasa Mesin Baru

Panduan Mudah Cara Mengembalikan Indra Perasa dan Indra Penciuman - Anosmia