Kenali Tentang Aerodinamika Mobil (Part 1)
#Aerodinamika #DesainMobil #BodiMobil
Aerodinamika Mobil | Perlu diketahui bahwa ilmu aerodinamika sudah diterapkan pada mobil balap yang berkecepatan tinggi, seperti mobil balap formula.
Bentuk bodi mobil balap mirip dengan bodi pesawat, dengan bentuk bodi yang streamline dan landai maka gaya hambat udara diminimalisir, sehingga traksi mobil tidak banyak terkurangi gaya hambat udara dan juga pemakaian bahan bakar menjadi lebih irit.
Selain itu, dengan bentuk bodi yang aerodinamis, gaya samping dan momen yang terjadi pada mobil terkendali lebih baik, sehingga stabilitas mobil tetap baik dan aman saat mobil berkecepatan tinggi seperti pada perubahan kecepatan, pengereman, jalan belok, jalan naik-turun dan berbagai manuver lainnya.
Yang membedakan dengan pesawat, kecepatan mobil semakin cepat maka gaya angkat yang terjadi pada bodi mobil harus diminimalisir sehingga ban selalu menapak kuat pada jalan.
Jika beberapa milimeter saja ban mobil terangkat dari jalan, maka perilaku mobil tidak dapat dikendalikan, khususnya rem dan kemudi tidak dapat mengendalikan mobil, sangat berbahaya dan dapat terjadi kecelakaan.
Gaya Aerodinamika Pada Mobil
Gaya aerodinamika yang terjadi pada mobil secara umum terdapat tiga, yaitu: gaya hambat (drag force) aerodinamik [Fd], gaya angkat (lift force) aerodinamik [Fl] dan gaya samping (side force) aerodinamik [Fs].
Gaya Hambat (Drag force) Aerodinamik
Gaya hambat adalah gaya udara yang berlawanan arah dengan arah gerak maju mobil, sehingga menghambat traksi mobil. Secara umum gaya hambat (drag force) dikenal melalui angka Coeffisien of Drag (Cd). Nilai Cd semakin kecil maka aerodinamika bodi mobil semakin baik, karena gaya hambat yang timbul semakin rendah.
Gaya hambat total terdiri dari beberapa jenis gaya hambat yaitu :
Hambatan Bentuk. Bentuk bodi mobil yang kompleks menyebabkan terjadinya distribusi tekanan di sepanjang permukaan bodi mobil. Saat mobil berjalan terjadi perbedaan tekanan antara bagian depan mobil dan bagian belakang mobil, tekanan positif bekerja pada bagian depan mobil dan tekanan negatif di bagian belakang mobil, sehingga gaya udara yang bekerja pada bagian depan mobil lebih tinggi daripada gaya pada bagian belakang mobil, akibatnya timbul gaya drag yang bekerja berlawanan dengan arah gerak mobil dan menghambat gerak mobil.
Hambatan Pusaran/Turbulensi (Vortex). Pada bagian belakang mobil terjadi perbedaan tekanan antara bagian atas dan bagian bawah mobil, menyebabkan terjadinya gerakan aliran udara dari permukaan bawah menuju ke permukaan atas mobil yang berupa pusaran atau turbulensi (vortex). Timbulnya vortex pada mobil juga akan menghambat gerak laju mobil yang disebabkan adanya pengaruh gaya angkat vertikal pada bodi mobil yang sedang bergerak secara horisontal. Vortex yang terjadi akan mengubah arah lift yang semula tegak lurus terhadap jalan menjadi miring ke belakang.
Hambatan Tonjolan. Adanya tonjolan profil tertentu pada bagian permukaan bodi mobil seperti kaca spion, pegangan pintu, antena dan aksesori lainnya juga mengakibatkan gaya hambat. Oleh karena itu maka komponen tersebut biasanya bentuknya dibuat mendekati bulat dan halus supaya udara yang lewat semakin lancar dan berarti mengurangi hambatan.
Hambatan Aliran Dalam. Hambatan aliran dalam ini berupa hambatan oleh aliran udara yang mengalir melalui sistem pendingin mesin yaitu radiator.
Hambatan-hambatan tersebut diatas semuanya tidak dapat dihindarkan, tetapi penerapan ilmu aerodinamika akan meminimalisir hambatan yang ada. Pada kenyataannya hanya hambatan bentuk dan hambatan pusar yang paling besar pengaruhnya terhadap gaya hambat secara keseluruhan.
Gaya Angkat (Lift force) Aerodinamik
Perbedaan bentuk antara permukaan atas dan bagian bawah mobil menyebabkan aliran udara pada permukaan atas lebih cepat daripada aliran udara pada permukaan bawah, sehingga tekanan pada permukaan atas mobil lebih rendah daripada tekanan permukaan bawah.
Faktor lain adalah kekasaran bagian permukaan bawah mobil yang disebabkan oleh profil mesin dan komponen lain yang memperlambat aliran dibawah sehingga memperbesar tekanan aliran permukaan bawah. Karena itu tekanan yang bekerja pada bagian bawah mobil secara umum lebih besar dari tekanan yang bekerja pada bigian atas mobil sehingga menimbulkan terbentuknya gaya angkat (lift force) karena adanya desakan aliran udara dari permukaan bawah ke permukaan atas mobil.
Gaya ini bekerja dalam arah vertikal dan biasanya arah ke atas ditandai sebagai arah positif dan ke bawah sebagai arah negatif.
Gaya Samping (Side force)
Jika ada gerakan angin yang tidak sejajar dengan arah gerak mobil sehingga membentuk sudut tertentu terhadap lintasan mobil, maka akan terjadi gaya samping. Gaya samping bekerja dalam arah horisontal dan transversal sehingga bersifat mendorong mobil ke samping. Gaya samping juga terjadi pada kondisi mobil berbelok. Bodi mobil yang semakin aerodinamis akan mengeliminir terjadinya gaya samping, sehingga stabilitas mobil lebih terkendali dengan baik.
Comments
Post a Comment